GuruNews

Langsung Praktik Choaching Sesama Guru SMAN 1 Lumbang di Workshop Berbagi Praktik Baik

Lumbang- Praktik baik merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pengalaman terbaik yang berkaitan dengan keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Pada kesempatan ini, SMAN 1 Lumbang melaksanakan kegiatan whorkshop berbagi praktik baik berupa kegiatan choaching bagi guru di ruang laboratorium fisika (6/2). Hadir sebagai narasumber Erlita Milandari, S.Pd., Gr., guru penggerak angkatan 4 dari SMAN 1 Grati. Workshop berbagi praktik baik ini merupakan tindak lanjut dari rencana harian kerja pada PMM yang telah disusun.

Pada kegiatan ini Erlita menjelaskan pentingnya kegiatan choaching. Di antaranya choaching mampu mengaktivasi kerja otak murid. Selain itu, melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam choaching dapat membuat murid melakukan metakognisi dan membuat mereka lebih berpikir kritis dan mendalam.

Terdapat dua model dalam mempraktikkan choaching, yakni ARTI dan TIRTA. ARTI kepanjangan dari Apresiasi, Rencana, Tulus, dan Inkuiri. Sedangkan TIRTA kepanjangan dari Tujuan Utama, Identifikasi, Rencana, dan TAnggung Jawab. Dari kedua model tersebut, para peserta workshop langsung mempraktikkan model TIRTA secara berpasangan. Ada yang berperan sebagai coach dan coachee.

Terlihat para peserta begitu antusias dalam mempraktikkan choaching. Problem yang dijadikan topik pun sesuai dengan pengalaman yang sedang dialami oleh peserta. Di antaranya permasalahan dalam pembelajaran di kelas atau tugas tambahan sebagai wali kelas. Usai melaksakanakn kegiatan choaching, para peserta bertukar peran dengan pasangan lain sehingga peserta bisa merasakan pengalaman menjadi coach dan coachee.

Yang menarik dari praktik baik coaching ini, yakni cara memberikan pertanyaan yang fokus pada perbaikan. Misalnya, dari pertanyaan “Kenapa kamu tidak mengerjakan tugas” diganti dengan “Apa saja yang dapat membantu kamu agar bisa mengerjakan tugas?” Dan masih banyak contoh kalimat yang fokus pada perbaikan. Dari pertanyaan yang diberikan oleh coach tersebut, coachee mampu menggalih solusi yang sehingga mampu menyelesaikan problem yang ia hadapi sesuai dengan kemampuan dan versinya sendiri.

Tentu dalam praktik coaching tersebut bukan sekadar simulasi, melainkan langsung praktik dengan problem yang sebenarnya sedang dialami oleh peserta. Peserta mampu menemukan solusi terkait masalah yang sedang dialami. Sehingga kegiatan ini memberikan dampak yang positif.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat karena kita dapat memikirkan segala aspek pertimbangan dan strategi untuk menentukan solusi atau kesimpulan dari masalah yang dialami, baik siswa, guru, atau masyarakat,” ujar Bhirawa, guru mata pelajaran fisika. “Selama ini saya sering menggunakan kalimat tanya yang salah. Sekarang saya paham terkait kalimat-kalimat yang fokus pada perbaikan,” ungkap salah satu peserta.